BNN–Interpol Tangkap Buronan Narkoba “5T” di Kamboja

banner 120x600

KLIKFAKTA38 – Jakarta — BNN bersama Interpol dan sejumlah aparat internasional telah menangkap Dewi Astutik alias PA (43), buron dalam kasus penyelundupan sabu senilai sekitar Rp 5 triliun. Penangkapan dilakukan di Kamboja, sebagai puncak dari pemburuan yang sudah berlangsung sejak nama Dewi masuk daftar buronan internasional.

Kronologi Operasi Penangkapan

Berdasarkan informasi intelijen, keberadaan Dewi diketahui di Phnom Penh pada 17 November 2025. Tim khusus dibentuk dan diberangkatkan ke Kamboja pada 25 November.

Pada 1 Desember 2025, sekitar pukul 13.39 waktu setempat, tim gabungan berhasil menangkap Dewi di lobi sebuah hotel di Sihanoukville — saat dia berada dalam mobil Toyota Prius warna putih bersama seorang pria.

Penangkapan dilakukan tanpa perlawanan, dan langsung diikuti verifikasi identitas.

Siapa Dewi Astutik: Dari TKW Hingga DPO Narkoba Internasional

Dewi Astutik disebut sebagai aktor utama di balik jaringan penyelundupan sabu berbagai kasus, termasuk penyelundupan 2 ton sabu dengan nilai sekitar Rp 5 triliun.

Sebelumnya, Dewi tercatat pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di sejumlah negara Asia — termasuk di antaranya disebut sering berpindah-pindah negara.

Warga terakhir mengenal Dewi di sebuah dusun di Ponorogo, Jawa Timur, di mana dia pernah tinggal setelah menikah. Namun sejak beberapa tahun terakhir, Dewi hengkang dan berpindah ke luar negeri.

Kolaborasi Internasional: Wujud Kerja Sama BNN, Interpol, dan Mitra Luar Negeri

Penangkapan ini menjadi bukti nyata kolaborasi internasional antara BNN, Interpol, otoritas Kamboja, perwakilan diplomatik (termasuk Kedutaan besar RI di Phnom Penh), serta instansi terkait seperti BAIS, Bea Cukai, dan instansi luar negeri lain.

Menurut Kepala BNN, langkah ini bukan sekadar penegakan hukum, tetapi bagian dari upaya menyelamatkan masyarakat dari bahaya narkoba.

Implikasi: Menggagalkan Peredaran Gelap & Menghalau Ancaman Jaringan Internasional

Dengan tertangkapnya Dewi — yang diduga sebagai otak di balik jaringan penyelundupan skala besar — BNN menyatakan bahwa operasi ini berpotensi “menyelamatkan jutaan jiwa” dari bahaya narkoba.

Penangkapan ini juga memberi sinyal tegas bahwa jaringan narkoba lintas negara tidak akan aman dari kerja sama penegakan hukum global.

 

Penulis: Abduh Hanif MREditor: Hengki Revandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *